TEORI BELAJAR GAGNE
A.
Pendahuluan
Terori
belajar merupakan upaya untuk menderkripsikan bagaimana seseorang itu belajar,
sehingga dapat membantu kita untuk memahami proses dalam belajar tersebut. Ada
tiga perspektif dalam teori belajar antara lain; Behaviorisme, Kognitifisme,
dan Konstruktifisme. Pada dasarnya teori pertama dilengkapi oleh teori kedua
dan seterusnya. Yang terpenting adalah bagaimana kita memahami teori mana yang
paling baik dalam suatu kawasan ataupun kondisi tertentu, dan teori mana yang
sesuai untuk kawasan lainnya, agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menurut
psikologi kognitif belajar dipandang sebagai usaha untuk mengerti sesuatu.
Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat berupa mencari
pengalaman, mencari informasi, mencermati lingkungan, mempraktekkan sesuatu
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Para psikolog pendidikan kognitif
berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan
keberhasilan mempelajari informasi atau pengetahuan yang baru.
Dalam proses belajar terdapat teori
– teori yangmemunculkan adanya belajar. Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus
mengembangkan teori – teori belajar sebagai temuanmereka untuk mengembangkan
pemikiran belajar mereka. Era globalisasi telah membawa berbagai perubahan yang
memunculkan adanya teori – teori belajar yang baru guna menyempurnakan teori –
teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita sebagai insan takbisa
bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada sebelumnya. Adapun teori
belajar selalubertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu. Maka
psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat. Dengan
bermunculnyateori – teri yang baru akan menyempurnakan teori – teori yang
sebelumnya.
Berbagai teoribelajar dapat dikaji
dan diambil manfaat dengan adanya teori tersebut. Tentunya setiap teori belajar
memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak jarang dalam setiap teori belajar
juga terdapat kritikan – kritikan untuk penyempurnaan teori tersebut. dalam hal
ini, penulis akan mengkaji salah satu teori belajar pemrosesan informasi yang
di kemukakan oleh Gagne.
B. Rumusan
Masalah
Bagaimanakah
teori belajar menurut Robert Mills Gagne?
C. Tujuan
Tujuanpenulisan makalah ini adalah
untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiswa tentang pemikiran teori pemrosesan
informasi lebih mendalam tentangteori belajar yang dikemukakan oleh Robert
Gagne.
D. Manfaat
Makalah ini, diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kitamengenai teori – teori belajar yang ada
saat ini, khususnya teori belajar pemrosesan informasi dari Robert M Gagne.
E. Pembahasan
Pengenalan
Robert
Mills Gagné
Robert Mills Gagné (21 Agustus 1916 - 28 April 2002)
adalah seorang psikolog pendidikan Amerika yang paling dikenal karena
"Kondisi Belajar". Gagné memelopori ilmu instruksi selama Perang
Dunia II untuk angkatan udara dengan pelatihan pilot. Kemudian ia melanjutkan
untuk mengembangkan serangkaian penelitian dan karya yang membantu menyusun apa
yang sekarang dianggap 'instruksi yang baik. " Dia juga terlibat dalam
penerapan konsep teori instruksional dengan desain pelatihan berbasis komputer
dan belajar berbasis multimedia. "Belajar adalah sesuatu yang terjadi di
dalam kepala seseorang- di otak."
Prestasi
yang telah didapatkan Gagne diantaranya : Mendapatkan gelar A.B. pada Yale
tahun 1937 .Pada tahun 1940 mendapat gelar Ph.D. dalam Psychology dari
Universitas Brown. Mengajar pada ConnecticutCollege for Women dari 1940-49 dan
kemudian pada PennStateUniversity dari 1945-1946. Antara 1949-1958. Gagne
menjadi direktur “perceptual and motor skills laborartory” dari U.S. Air force.
Pada saat itu dia mulai mengembangkan beberapa idenya yaitu teori belajar yang
disebut “The Conditions of Learning”Pada 25 tahun terakhir beliau adalah
professor pada Department of Education Research at Florida State University di
Tallahassee. Pemaparan teori belajar Robert GagneRobert Gagne seorang ahli
psikologi pendidikan mengembangkan teori belajar yang mencapai kulminasinya
pada “The Condition of Learning”.
Banyak
gagasan Gagne tentang teori belajar, seperti belajar konsep dan model
pemrosesan informasi, pada bukunya “The Condition of Learning” Gagne membahas
tentang fase-fase dalam belajar, kapabilitas manusia yang dihasilkan setelah
belajar (outcomes), kondisi atau tipe pembelajaran (the eight conditions
learning) dan kejadian-kejadian belajar (nine intructional events), serta
hubungan kejadian-kejadian tersebut.
v Fase-Fase
Dalam Belajar Gagne Membagi Proses Belajar Berlangsung Dalam Empat Fase Utama,
dan Empat Fase TambahanYaitu:
1.
Fase Receiving the stimulus situation (apprehending),
Merupakan
fase seseorang memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan
memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai
cara. Misalnya “golden eye” bisa ditafsirkan sebagai jembatan di amerika atau
sebuah judul film. Stimulus itu dapat spontan diterima atau seorang Guru dapat
memberikan stimulus agar siswa memperhatikan apa yang akan diucapkan.
2. Fase
Stage of Acquition
Pada
fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu kesanggupan yang belum diperoleh
sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan
pengetahuan sebelumnya. Atau boleh dikatakan pada fase ini siswa membentuk
asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.
3. Fase storage /retensi
Fase
adalah penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek
ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori
jangka pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.
4. Fase Retrieval/Recall
Adalah fase mengingat kembali atau
memanggil kembali informasi yang ada dalam memori. Kadang-kadang dapat saja
informasi itu hilang dalam memori atau kehilangan hubungan dengan memori jangka
panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu informasi yang baru dan yang lama
disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik atas
pengelompokan-pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah
dipanggil. Kemudian ada fase-fase lain
yang dianggap tidak utama, yaitu:
(5)
Fase
motivasi
Fase Motivasi sebelum pelajaran
dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.
(6) Fase generalisasi
Adalah fase transfer informasi, pada
situasi-situasi baru, agar lebih meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta
mengaplikasikan sesuatu dengan informasi baru tersebut.
(7) Fase penampilan
Adalah fase dimana siswa harus
memperlihatkan sesuatu penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu,
seperti mempelajari struktur kalimat dalam bahasa mereka dapat membuat kalimat
yang benar, dan
(8) Fase umpan balik
Siswa
harus diberikan umpan balik dari apa yang telah ditampilkan (reinforcement).
Kategori utama kapabilitas/kemampuan manusia/outcomes. Setelah selesai belajar,
penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
(capabilities). Kemampuan-kemampuan tersebut dibedakan berdasarkan atas kondisi
mencapai kemampuan tersebut berbeda-beda.
Ada
Lima Kemampuan (Kapabilitas) Sebagai Hasil Belajar Yang Diberikan Gagne Yaitu
:
1.
Verbal Information (informasi verbal),
Adalah
kemampuan siswa untuk memiliki keterampilan mengingat informasi verbal, ini
dapat dicontohkan kemampuan siswa mengetahui benda-benda, huruf alphabet dan
yang lainnya yang bersifat verbal.
2. Intellectual
skills (keterampilan intelektual),
Merupakan
penampilan yang ditunjukkan siswa tentang operasi-operasi intelektual yang
dapat dilakukannya. Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang
berinteraksi dengan lingkungannya melalui pengunaan simbol-simbol atau
gagasan-gagasan. Yang membedakan keterampilan intelektual pada bidang tertentu
adalah terletak pada tingkat kompleksitasnya. Untuk memecahkan masalah siswa
memerlukan aturan-aturan tingkat tinggi yaitu aturan-aturan yang kompleks yang
berisi aturan-aturan dan konsep terdefinisi, untuk memperloleh aturan – aturan
ini siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkret, dan untuk belajar konsep
konkret ini siswa harus menguasai diskriminasi-diskriminasi.
3. Cognitive
strategies (strategi kognitif),
Merupakan
sustu macam keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu
bagi belajar dan berpikir. Proses kontrol yang digunakan siswa untuk memilih
dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir.
Beberapa strategi kognitif adalah : (a) strategi menghafal, (b) strategi
elaborasi, (c) strategi pengaturan, (d) strategi metakognitif, (e) strategi
afektif.
4. Attitudes
(sikap-sikap)
Merupakan
pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang
terhadap benda, kejadian atau mahluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang
penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain. Bagaimana sikap-sikap
sosial itu diperoleh setelah mendapat pembelajaran itu yang menjadi hal penting
dalam menerapkan metode dan materi pembelajaran.
5. Motor
skills (keterampilan motorik)
Merupakan
keterampilan kegiatan fisik dan penggabungan kegiatan motorik dengan
intelektual sebagai hasil belajar. Keterampilan motorik bukan hanya mencakup
kegiatan fisik saja tapi juga kegiatan motorik dengan intelektual seperti
membaca, menulis, dan lain sebaginya.
Selanjutnya
Gagne berpendapat bahwa proses belajar adalah suatu proses dimana siswa
terlibat dalam aktivitas yang memungkinkan mereka memiliki kemampuan yang tidak
dimiliki sebelumnya. Ada 8 (delapan) tingkat kemampuan belajar menurut Gagne,
dimana kemampuan belajar pada tingkat tertentu ditentukan oleh kemampuan
belajar di tingkat sebelumnya. Teori pembelajaran Gagne menekankan sistem
pembelajaran harus bermula dari yang mudah (dari yang paling dasar) kepada yang
rumit.
v Berikut adalah 8
Kondisi atau tipe pembelajaran berdasarkan Tingkat Belajar menurut Gagne:
(1) Pembelajaran Isyarat (Signal
Learning)
Belajar isyarat
merupakan proses belajar melalui pengalaman-pengalaman menerima suatu isyarat
tertentu untuk melakukan tindakan tertentu. Misalnya Saat belajar atletik (star
jongkok) ada “Aba-aba siap” merupakan isyarat untuk mengambil sikap tertentu,
tersenyum merupakan isyarat perasaan senang.
(2)
Pembelajaran Gerak Balas ( stimulus-respon Learning)
merupakan belajar atau
respon tertentu yang diakibatkan oleh suatu stimulus tertentu. Melalui
pengalaman yang berulang-ulang dengan stimulus tertentu sesorang akan
memberikan respon yang cepat sebagai akibat stimulus tersebut. Contohnya , Budi
menunjukkan nila yang bagus saat belajar di sekolah pada ibunya, lalu Ibunya
memberi pujian, “ Bagus , Budi pintar ” Budi akan mengulang tingkah laku
itulagi ( mengerjakan tugas sekolah
dengan baik ) untuk mendapat pujian dari ibunya .
(3)
Pembelajaran Rangkaian Motor (Chaining
Learning)
Chaining atau rangkaian, terbentuk
dari hubungan beberapa S-R, oleh sebab yang satu terjadi segera setelah yang
satu lagi. Misalnya : Sepulang sekolah Budi -
ganti baju - makan siang – istirahat – dan seterusnya. Contoh lain:
Untuk Terampil bermain Sepak bola seorang siswa harus belajar; menendang bola –
mengontrol bola – menggiring bola -
Shooting bola ke gawang – dan seterusnya.
(4)
Pembelajaran Pertalian Bahasa(Verbal Association Learning)
Untuk
menyatakan sesuatu prinsip , pelajar memerlukan kemahiran bahasa untuk mengaitkan
fakta , data dan konsep . Pertalian bahasa merupakan satu rangkaian berbahasa .
Ia memerlukan kemahiran berbahasa yang telah dipelajari dahulu .
(5)
Pembelajaran Diskriminasi (Discrimination learning)
Belajar diskriminasi adalah dapat
membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya, dapat membedakan manusia yang
satu dengan manusia yang lainnya walaupun bentuk manusia hampir sama, dapat
membedakan merk sepedamotor satu dengan yang lainnya walaupun bentuknya sama.
Kemampuan diskriminasi ini tidak terlepas dari jaringan, kadang-kadang jika
jaringan yang terlalu besar dapat mengakibatkan interferensi atau tidak mampu
membedakan.
(6)
Pembelajaran Konsep (Concept learning)
Belajar konsep mungkin
karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi internal tentang dunia
sekitarnya dengan menggunakan bahasa. Mungkin juga binatang bisa melakukan
tetapi sangat terbatas, manusia dapat melakukan tanpa terbatas berkat bahasa
dan kemampuan mengabstraksi. Dengan menguasai konsep ia dapat menggolongkan
dunia sekitarnya menurut konsep itu misalnya : warna, bentuk, jumlah dan
sebagainya.
(7)
Pembelajaran prinsip/ Hukum (Rule Learning)
Pembelajaran ini melibatkan penggunaan rumus ,
prinsip dan generalisasi. Belajar model ini banyak diterapkan
di sekolah, banyak aturan yang perlu diketahui oleh setiap orang yang telah
mengenyam pendidikan. Misalnya : angin berembus dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah, 1 + 1 = 2 dan lainnya. Suatu aturan dapat diberikan contoh-contoh yang
konkrit.
(8) Pembelajaran Penyelesaian/ Memecahkan
Masalah (Problem Solving
Learning)
Memecahkan masalah
merupakan suatu pekerjaan yang biasa yang dilakukan manusia. Setiap hari dia
melakukan problem solving bayak sekali. Untuk memecahkan masalah dia harus
memiliki aturan-aturan atau pengetahuan dan pengalaman, melalui pengetahuan
aturan-aturan inilah dia dapat melakukan keputusan untuk memecahkan suatu
persoalan. Seseorang harus memiliki konsep-konsep, aturan-aturan dan memiliki
“sets” untuk memecahkannya dan suatu strategi untuk memberikan arah kepada
pemikirannya agar ia produktif.
v Aplikasi Teori Gagne
Teori
ini menekankan bagaimana proses murid memperoleh ilmu pengetahuan. Aktiviti memperoleh
pengetahuan tersebut melibatkan persepsi, minat, kreativiti, ingatan,
penyelesaian masalah, pemikiran dan penggunan bahasa. Kemahiran atau konten
yang ditekankan ialah murid berupaya memproses
perintah dengan sistem struktur
pengetahuan mereka. Murid memperolehi pengetahuan tersebut, pedagogi yang disarankan bersifat
pemusatan-murid dengan aktiviti berkumpulan, kolaboratif dan kooperatif. Dalam Belajar-mengajar
/ P&P, murid memainkan peranan penting, guru bertindak sebagai fasilitator,
membimbing aktifitas pembelajaran. Terjadi interaksi dua arah antara guru-murid
dan murid-murid digalakkan, interaksi ini diharapkan murid dapat berfikir
secara kritis dan terbuka.
Selanjutnya Gagne (1974,1977) dan Gagne dan Biggs (1979) telah mengemukakan satu model pembelajaran langsung yang berasaskan model teori pemprosesan. dimana delapan frasa pengajaran disesuaikan dengan delapan fase pembelajaran ( Slavin 1997). Fasa-fasa pembelajaran dan pengajaran tersebut ditunjukkan dalam gambar dibawah ini :
F. Kesimpulan
Penggunaan
Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Gagne Prinsip pembelajaran dan pengajaran
Gagne boleh digunakan dalam pengajaran dengan memberikan perhatian kepada dua
perkara berikut :
v Teori
pembelajaran Gagne menekankan sistem pembelajaran harus bermula daripadayang
mudah ( peringkat asas ) kepada yang rumit . Sebelum guru mengajar
sesuatukemahiran yang lebih tinggi , guru mesti memastikan pelajar telah
menguasai kemahiranasas yang perlu untuk pelajaran baru .
v Supaya
pembelajaran menjadi berkesan , Gagne mencadangkan agar guru merancang pengajaran
yang meliputi langkah-langkah yang dicadangkannya , iaitu meliputi 8
fasapengajaran yang berinteraksi dengan 8 fasa pembelajaran.
Dahar, Ratna
Wilis, Teori – Teori Belajar, Erlangga, Jakarta, 1989.
http://martiningsih.blogspot.com/2007/12/macam-macam-metode
pembelajaran. html
http://bocahkecil.info/student-centered-learning.html
http://bocahkecil.info/student-centered-learning.html
Maschke Kathy
L., Gagne : The Condition of Learning,
Nasution, S.,
Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
……..,www.sru.edu/depts./education/psycholo/panaud/gagne.htm.
……..,www.nova.edu/~cozart/learningtheories.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar