Senin, 01 April 2013

TEORI BELAJAR



TEORI BELAJAR GAGNE

A. Pendahuluan
            Terori belajar merupakan upaya untuk menderkripsikan bagaimana seseorang itu belajar, sehingga dapat membantu kita untuk memahami proses dalam belajar tersebut. Ada tiga perspektif dalam teori belajar antara lain; Behaviorisme, Kognitifisme, dan Konstruktifisme. Pada dasarnya teori pertama dilengkapi oleh teori kedua dan seterusnya. Yang terpenting adalah bagaimana kita memahami teori mana yang paling baik dalam suatu kawasan ataupun kondisi tertentu, dan teori mana yang sesuai untuk kawasan lainnya, agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
            Menurut psikologi kognitif belajar dipandang sebagai usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, mencermati lingkungan, mempraktekkan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Para psikolog pendidikan kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi atau pengetahuan yang baru.
            Dalam proses belajar terdapat teori – teori yangmemunculkan adanya belajar. Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori – teori belajar sebagai temuanmereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era globalisasi telah membawa berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori – teori belajar yang baru guna menyempurnakan teori – teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita sebagai insan takbisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada sebelumnya. Adapun teori belajar selalubertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu. Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat. Dengan bermunculnyateori – teri yang baru akan menyempurnakan teori – teori yang sebelumnya.
            Berbagai teoribelajar dapat dikaji dan diambil manfaat dengan adanya teori tersebut. Tentunya setiap teori belajar memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak jarang dalam setiap teori belajar juga terdapat kritikan – kritikan untuk penyempurnaan teori tersebut. dalam hal ini, penulis akan mengkaji salah satu teori belajar pemrosesan informasi yang di kemukakan oleh Gagne.

B. Rumusan Masalah
            Bagaimanakah teori belajar menurut Robert Mills Gagne?

C. Tujuan
            Tujuanpenulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiswa tentang pemikiran teori pemrosesan informasi lebih mendalam tentangteori belajar yang dikemukakan oleh Robert Gagne.

D. Manfaat
            Makalah ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kitamengenai teori – teori belajar yang ada saat ini, khususnya teori belajar pemrosesan informasi dari Robert M Gagne.

E. Pembahasan
Pengenalan Robert Mills Gagné
            Robert Mills Gagné (21 Agustus 1916 - 28 April 2002) adalah seorang psikolog pendidikan Amerika yang paling dikenal karena "Kondisi Belajar". Gagné memelopori ilmu instruksi selama Perang Dunia II untuk angkatan udara dengan pelatihan pilot. Kemudian ia melanjutkan untuk mengembangkan serangkaian penelitian dan karya yang membantu menyusun apa yang sekarang dianggap 'instruksi yang baik. " Dia juga terlibat dalam penerapan konsep teori instruksional dengan desain pelatihan berbasis komputer dan belajar berbasis multimedia. "Belajar adalah sesuatu yang terjadi di dalam kepala seseorang- di otak."
            Prestasi yang telah didapatkan Gagne diantaranya : Mendapatkan gelar A.B. pada Yale tahun 1937 .Pada tahun 1940 mendapat gelar Ph.D. dalam Psychology dari Universitas Brown. Mengajar pada ConnecticutCollege for Women dari 1940-49 dan kemudian pada PennStateUniversity dari 1945-1946. Antara 1949-1958. Gagne menjadi direktur “perceptual and motor skills laborartory” dari U.S. Air force. Pada saat itu dia mulai mengembangkan beberapa idenya yaitu teori belajar yang disebut “The Conditions of Learning”Pada 25 tahun terakhir beliau adalah professor pada Department of Education Research at Florida State University di Tallahassee. Pemaparan teori belajar Robert GagneRobert Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengembangkan teori belajar yang mencapai kulminasinya pada “The Condition of Learning”.
Banyak gagasan Gagne tentang teori belajar, seperti belajar konsep dan model pemrosesan informasi, pada bukunya “The Condition of Learning” Gagne membahas tentang fase-fase dalam belajar, kapabilitas manusia yang dihasilkan setelah belajar (outcomes), kondisi atau tipe pembelajaran (the eight conditions learning) dan kejadian-kejadian belajar (nine intructional events), serta hubungan kejadian-kejadian tersebut.
v Fase-Fase Dalam Belajar Gagne Membagi Proses Belajar Berlangsung Dalam Empat Fase Utama, dan Empat Fase TambahanYaitu:

1. Fase Receiving the stimulus situation (apprehending),
            Merupakan fase seseorang memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara. Misalnya “golden eye” bisa ditafsirkan sebagai jembatan di amerika atau sebuah judul film. Stimulus itu dapat spontan diterima atau seorang Guru dapat memberikan stimulus agar siswa memperhatikan apa yang akan diucapkan.

2. Fase Stage of Acquition
            Pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu kesanggupan yang belum diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumnya. Atau boleh dikatakan pada fase ini siswa membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.


3. Fase storage /retensi
            Fase adalah penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.

4. Fase Retrieval/Recall
            Adalah fase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam memori. Kadang-kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau kehilangan hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu informasi yang baru dan yang lama disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik atas pengelompokan-pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah dipanggil. Kemudian ada fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu:
(5) Fase motivasi
            Fase Motivasi sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.
(6) Fase generalisasi
     Adalah  fase transfer informasi, pada situasi-situasi baru, agar lebih meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi baru tersebut.
(7) Fase penampilan
            Adalah fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu, seperti mempelajari struktur kalimat dalam bahasa mereka dapat membuat kalimat yang benar, dan
(8)  Fase umpan balik
            Siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah ditampilkan (reinforcement). Kategori utama kapabilitas/kemampuan manusia/outcomes. Setelah selesai belajar, penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan (capabilities). Kemampuan-kemampuan tersebut dibedakan berdasarkan atas kondisi mencapai kemampuan tersebut berbeda-beda.
Ada Lima Kemampuan (Kapabilitas) Sebagai Hasil Belajar Yang Diberikan Gagne Yaitu :
1. Verbal Information (informasi verbal),
            Adalah kemampuan siswa untuk memiliki keterampilan mengingat informasi verbal, ini dapat dicontohkan kemampuan siswa mengetahui benda-benda, huruf alphabet dan yang lainnya yang bersifat verbal.

2.  Intellectual skills (keterampilan intelektual),
            Merupakan penampilan yang ditunjukkan siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya. Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui pengunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. Yang membedakan keterampilan intelektual pada bidang tertentu adalah terletak pada tingkat kompleksitasnya. Untuk memecahkan masalah siswa memerlukan aturan-aturan tingkat tinggi yaitu aturan-aturan yang kompleks yang berisi aturan-aturan dan konsep terdefinisi, untuk memperloleh aturan – aturan ini siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkret, dan untuk belajar konsep konkret ini siswa harus menguasai diskriminasi-diskriminasi.

3. Cognitive strategies (strategi kognitif),
            Merupakan sustu macam keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir. Proses kontrol yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. Beberapa strategi kognitif adalah : (a) strategi menghafal, (b) strategi elaborasi, (c) strategi pengaturan, (d) strategi metakognitif, (e) strategi afektif.

4. Attitudes (sikap-sikap)
            Merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian atau mahluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain. Bagaimana sikap-sikap sosial itu diperoleh setelah mendapat pembelajaran itu yang menjadi hal penting dalam menerapkan metode dan materi pembelajaran.
5.  Motor skills (keterampilan motorik)
            Merupakan keterampilan kegiatan fisik dan penggabungan kegiatan motorik dengan intelektual sebagai hasil belajar. Keterampilan motorik bukan hanya mencakup kegiatan fisik saja tapi juga kegiatan motorik dengan intelektual seperti membaca, menulis, dan lain sebaginya.
            Selanjutnya Gagne berpendapat bahwa proses belajar adalah suatu proses dimana siswa terlibat dalam aktivitas yang memungkinkan mereka memiliki kemampuan yang tidak dimiliki sebelumnya. Ada 8 (delapan) tingkat kemampuan belajar menurut Gagne, dimana kemampuan belajar pada tingkat tertentu ditentukan oleh kemampuan belajar di tingkat sebelumnya. Teori pembelajaran Gagne menekankan sistem pembelajaran harus bermula dari yang mudah (dari yang paling dasar) kepada yang rumit.  

v Berikut adalah 8 Kondisi atau tipe pembelajaran berdasarkan Tingkat Belajar menurut  Gagne:
(1) Pembelajaran Isyarat (Signal Learning)
     Belajar isyarat merupakan proses belajar melalui pengalaman-pengalaman menerima suatu isyarat tertentu untuk melakukan tindakan tertentu. Misalnya Saat belajar atletik (star jongkok) ada “Aba-aba siap” merupakan isyarat untuk mengambil sikap tertentu, tersenyum merupakan isyarat perasaan senang.
(2) Pembelajaran Gerak Balas ( stimulus-respon  Learning)
            merupakan belajar atau respon tertentu yang diakibatkan oleh suatu stimulus tertentu. Melalui pengalaman yang berulang-ulang dengan stimulus tertentu sesorang akan memberikan respon yang cepat sebagai akibat stimulus tersebut. Contohnya , Budi menunjukkan nila yang bagus saat belajar di sekolah pada ibunya, lalu Ibunya memberi pujian, “ Bagus , Budi pintar ” Budi akan mengulang tingkah laku itulagi ( mengerjakan tugas  sekolah dengan baik ) untuk mendapat pujian dari ibunya .
(3) Pembelajaran Rangkaian Motor  (Chaining Learning)
            Chaining atau rangkaian, terbentuk dari hubungan beberapa S-R, oleh sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi. Misalnya : Sepulang sekolah Budi -  ganti baju - makan siang – istirahat – dan seterusnya. Contoh lain: Untuk Terampil bermain Sepak bola seorang siswa harus belajar; menendang bola – mengontrol bola – menggiring bola -  Shooting bola ke gawang – dan seterusnya.
(4) Pembelajaran Pertalian Bahasa(Verbal Association Learning)
            Untuk menyatakan sesuatu prinsip , pelajar memerlukan kemahiran bahasa untuk mengaitkan fakta , data dan konsep . Pertalian bahasa merupakan satu rangkaian berbahasa . Ia memerlukan kemahiran berbahasa yang telah dipelajari dahulu .

(5) Pembelajaran Diskriminasi (Discrimination learning)
            Belajar diskriminasi adalah dapat membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya, dapat membedakan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya walaupun bentuk manusia hampir sama, dapat membedakan merk sepedamotor satu dengan yang lainnya walaupun bentuknya sama. Kemampuan diskriminasi ini tidak terlepas dari jaringan, kadang-kadang jika jaringan yang terlalu besar dapat mengakibatkan interferensi atau tidak mampu membedakan.
(6) Pembelajaran Konsep (Concept learning)
                Belajar konsep mungkin karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi internal tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan bahasa. Mungkin juga binatang bisa melakukan tetapi sangat terbatas, manusia dapat melakukan tanpa terbatas berkat bahasa dan kemampuan mengabstraksi. Dengan menguasai konsep ia dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu misalnya : warna, bentuk, jumlah dan sebagainya.
(7) Pembelajaran prinsip/ Hukum (Rule Learning)
             Pembelajaran ini melibatkan penggunaan rumus , prinsip dan generalisasi. Belajar model ini banyak diterapkan di sekolah, banyak aturan yang perlu diketahui oleh setiap orang yang telah mengenyam pendidikan. Misalnya : angin berembus dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, 1 + 1 = 2 dan lainnya. Suatu aturan dapat diberikan contoh-contoh yang konkrit.

(8) Pembelajaran Penyelesaian/ Memecahkan Masalah (Problem Solving
     Learning)
            Memecahkan masalah merupakan suatu pekerjaan yang biasa yang dilakukan manusia. Setiap hari dia melakukan problem solving bayak sekali. Untuk memecahkan masalah dia harus memiliki aturan-aturan atau pengetahuan dan pengalaman, melalui pengetahuan aturan-aturan inilah dia dapat melakukan keputusan untuk memecahkan suatu persoalan. Seseorang harus memiliki konsep-konsep, aturan-aturan dan memiliki “sets” untuk memecahkannya dan suatu strategi untuk memberikan arah kepada pemikirannya agar ia produktif.

v Aplikasi Teori Gagne
            Teori ini  menekankan bagaimana proses murid memperoleh ilmu pengetahuan. Aktiviti memperoleh pengetahuan tersebut melibatkan persepsi, minat, kreativiti, ingatan, penyelesaian masalah, pemikiran dan penggunan bahasa. Kemahiran atau konten yang ditekankan ialah murid berupaya memproses perintah dengan sistem struktur pengetahuan mereka. Murid memperolehi pengetahuan tersebut, pedagogi yang disarankan bersifat pemusatan-murid dengan aktiviti berkumpulan, kolaboratif dan kooperatif. Dalam Belajar-mengajar / P&P, murid memainkan peranan penting, guru bertindak sebagai fasilitator, membimbing aktifitas pembelajaran. Terjadi interaksi dua arah antara guru-murid dan murid-murid digalakkan, interaksi ini diharapkan murid dapat berfikir secara kritis dan terbuka.

            Selanjutnya Gagne (1974,1977) dan Gagne dan Biggs (1979) telah mengemukakan satu model pembelajaran langsung yang berasaskan model teori pemprosesan.  dimana delapan frasa pengajaran disesuaikan dengan delapan fase pembelajaran ( Slavin 1997). Fasa-fasa pembelajaran dan pengajaran tersebut ditunjukkan dalam gambar dibawah  ini :


F. Kesimpulan          
            Penggunaan Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Gagne Prinsip pembelajaran dan pengajaran Gagne boleh digunakan dalam pengajaran dengan memberikan perhatian kepada dua perkara berikut :
v Teori pembelajaran Gagne menekankan sistem pembelajaran harus bermula daripadayang mudah ( peringkat asas ) kepada yang rumit . Sebelum guru mengajar sesuatukemahiran yang lebih tinggi , guru mesti memastikan pelajar telah menguasai kemahiranasas yang perlu untuk pelajaran baru .
v Supaya pembelajaran menjadi berkesan , Gagne mencadangkan agar guru merancang pengajaran yang meliputi langkah-langkah yang dicadangkannya , iaitu meliputi 8 fasapengajaran yang berinteraksi dengan 8 fasa pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Dahar, Ratna Wilis, Teori – Teori Belajar, Erlangga, Jakarta, 1989.
Maschke Kathy L., Gagne : The Condition of Learning,
Nasution, S., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
……..,www.sru.edu/depts./education/psycholo/panaud/gagne.htm.
……..,www.nova.edu/~cozart/learningtheories.htm









Tidak ada komentar:

Posting Komentar