FOOTBALL-REFEREE


13454273061247239357
Find a Course Ref


AMOMENT FROM KRISTAL
I DO MY BEST

“Komitmen itu bagaikan menoreh garis di atas semen yang basah, bukan di atas pasir dipantai yang akan hilang bila ombak datang”

·        FOKUS PADA TUGAS ;
·        MENOLAK PERMINTAAN BANTUAN UNTUK MEMENANGKAN SUATU TIM ;
·        MENJADIKAN TEKANAN DARI PENONTON, OFFISIAL DAN PEMAIN SEBAGAI PEMBUKTIAN INTREGITAS ;
·        MAKSIMALKAN TEKAD MENJADI YANG TERBAIK ;
·        KONSISTEN MENERAPKAN ATURAN DAN PERATURAN ;
·        BER-PENAMPILAN DENGAN CARA TERBAIK ;
·        BER-PRINSIP DENGAN CARA TIDAK MEMIHAK ;
·        BER-TUGAS SECARA PROFESIONAL ;
·        BERANI MENGAMBIL KEPUTUSAN DENGAN CEPAT DAN TEPAT ;
·        BANGGA MENJADI WASIT (BERWAWASAN, BERAGAMA, BERPRINSIP – SEHAT, BERINTELEGENSI, BERPERILAKU TANGGUH)
·        JADIKAN ALAT UKUR PROFESIONALISME, SEGALA KEKURANGAN DAN KELEMAHAN YANG TERLIHAT ;
·        JADIKAN PEMAIN SEBAGAI ANAK DIDIK YANG MEMBUTUHKAN BIMBINGAN KEDISIPLINAN ;
·        SAY NO TO SUAP ;
·        TUMBUHKAN DAN TEGAKKAN TEKAD BAHWA KESENANGAN SESAAT ADALAH AWAL DIMULANYA KESULITAN.

YES, I DO !





LEADERSHIP/KEPEMIMPINAN

Materi kursus ini bertujuan agar para wasit C 2 memahami konsep lanjutan dari kepemimpinan, sehingga mampu melakukan analisis tentang bagaimana kepemimpinan seorang wasit yang di hadapi sewaktu pertandingan.

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Apakah arti kepemimpinan? Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:
  1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk  mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
  2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
  3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
  4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
  5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya  jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).

TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN
Tugas utama seorang pemimpin adalah:
1.   Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi. 
2.   Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3.   Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
     Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada  staf.  Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4.   Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan  lain. 
5.   Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6.   Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7.   Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah

PRINSIP-PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN
Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya dalam memimpin suatu pertandingan bagi seorang wasit.  Menurut Stephen R. Covey (1997),  prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan  sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu  pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti;  keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan.   Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1.   Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2.   Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama.  Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3.   Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan.  Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
a.   Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b.   Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c.   Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d.   Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya.  Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
e.   Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.  Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses.  Proses dalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6) merefleksikan kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi.  Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar.  Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain.  Latihan ini tidak dapat dipaksakan.  Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan.  Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).

KESIMPULAN
Beberapa definisi kepemimpinan menggambarkan ‘asumsi’ bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi  orang, baik individu maupun kelompok. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.   Karakteristik seorang pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip belajar seumur hidup, berorientasi pada pelayanan dan membawa energi positif. Tujuan manajemen dapat tercapai bila organisasi memiliki pemimpin yang handal. Untuk itu wasit haruslah mampu menempatkan diri mereka dalam koridor seorang pemimpin dilapangan yang dapat memimpin jalannya pertandingan dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA
Deviton JA., 1995 The Interpersonal Communication Book, 7th Ed., Hunter College of The
City University of New York.
Greenberg J. & Baron RA., 1996 Behavior in Organizations: Understanding & Managing The Human Side of Work, Prentice Hall International Inc., p: 283 – 322.
Muchlas M., 1998 Perilaku Organisasi, dengan Studi kasus Perumahsakitan, Program Pendidikan Pasca Sarjana Magister Manajemen Rumahsakit, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Nortcraft GB and Neale MA., 1990 Organizational Behavior: A Management Challenge, The Dryden Press, Rinehart & Winston Inc.
Robbins S., 1996 Organizational Behavior: Concepts, Controversies, and Applications., San Diego State Uniersity, Prentice Hall International Inc.
Robbins S., 1996 Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan Aplikasi, San Diego State University, diterbitkan oleh PT Prenhalinddo, Jakarta.





KLASIFIKASI PERWASITAN

Dalam rangka pembentukan dan pembinaan wasit di Indonesia maka PSSI telah menyusun dan mengklasifikasikan wasit dalam jenjang sebagai berikut:
1.   Wasit Remaja dengan Sertifikat Wasit yunior, khusus memimpin pertandingan Tingkat yunior yang usia pemainnya     lebih rendah  dari usia wasit.
2.   Wasit Tingkat Cabang ( Daerah Tingkat ll ) dengan sertifikat Wasit Pengcab atau C 3.
3.   Wasit Tingkat Daerah ( provinsi ) dengan Sertifikat Wasit Tingkat Pengprov atau C 2.
4.   Asisten Wasit Tingkat Nasional dengan Sertifikat Asisten Wasit Nasional atau C 1.
5.   Wasit Nasional dengan Sertifikat Wasit Nasional atau C 1.
6.   Asisten Wasit FIFA, adalah Asisten Wasit Nasional dengan Sertifikat FIFA.
7.   Wasit FIFA adalah Wasit Nasional dengan sertifikat FIFA.
WASIT REMAJA
Persyaratan Menjadi Wasit Remaja adalah.
1.   Berusia sekurang – kurangnya 16 Tahun.
2.   Memiliki Ijasah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau Sederajat.
3.   Berbadan Sehat, tidak berkacamata dan tidak buta warna
4.   Tinggi Badan serendah – rendahnya 165 Cm.
5.   Memiliki Rekomendasi dari Sekolah atau dari perkumpulan sepakbola.
6.   Lulus Kursus yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang.

WASIT TINGKAT II ATAU WASIT PENGCAB (C 3)
Persyaratan Menjadi Wasit Tingkat II atau Wasit Pengcab.
1.   Berusia  minimal 18 tahun maksimal usia 22 Tahun.
2.   Memiliki ijasah Sekolah Menengah Umum atau Sederajat
3.   Berbadan Sehat, tidak berkaca mata dan tidak buta warna.
4.   Tinggi Badan serendah – rendahnya 170 Cm.
5.   Memiliki Rekomendasi dari dari Perkumpulan Sepakbola atau SSB;
6.   Lulus Kursus Wasit Tingkat ll yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang.
7.   Peserta yang berasal dari Wasit Remaja, hanya perlu mengikuti dan lulus ujian penyetaraan yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang.

WASIT TINGKAT I ATAU WASIT PENGPROV (C 2)
Persyaratan Menjadi Wasit Tingkat I atau Wasit Pengprov:
1.   Berusia  Maksimal usia 25 Tahun.
2.   Berbadan Sehat, tidak berkaca mata dan tidak Buta warna.
3.   Memiliki Sertifikat Lulus Wasit Tingkat ll atau Wasit Pengcab (C 3) selama 2 tahun dan/atau telah memimpin Pertandingan sebagai Wasit atau Asisten Wasit di Pengcab, sekurang – kurangnya 30 (tiga puluh) kali Pertandingan resmi (kompetisi atau turnamen yang diselenggarakan atas persetujuan Pengcab) dengan Nilai Baik, berdasarkan penilaian Inspektur Wasit atau Pengawas Pertandingan di dalam log-book wasit.
4.   Memiliki rekomendasi dari Pengcab asal.
5.   Lulus kursus Wasit Pengprov yang diselenggarakan oleh Pengprov/Pengurus Pusat.

ASISTEN WASIT NASIONAL
Persyaratan Menjadi Asisten Wasit Nasional.
1.   Memiliki sertifikat lulus wasit pengprov (C-2) selama 2 (dua) tahun dan/ atau telah memimpin pertandingan sebagai Wasit/Asisten Wasit Tingkat l atau Pengprov sekurang – kurangnya 30 ( tiga puluh ) kali Pertandingan resmi (kompetisi atau turnamen yang diselenggarakan atas persetujuan Pengprov) dengan Nilai Baik berdasarkan penilaian Inspektur Wasit atau Pengawas Pertandingan dalam log-book wasit.
2.   Berbadan Sehat dan tidak memakai kaca mata serta tidak buta warna.
3.   Berusia setinggi – tingginya 28 Tahun.
4.   Mendapatkan rekomendasi dari Pengprov asal.
5.   Dapat berbahasa inggris sekurang-kurangnya secara pasif
6.   Memiliki kemampuan mengoperasikan computer.
7.   Lulus Kursus Asisten wasit Nasional dan ujian yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat PSSI.
8.   Asisten Wasit C 1 (Nasional) yang telah lulus boleh bertugas  pada pertandingan kompetisi/turnamen tingkat Nasional PON, Pengprov dan Pengcab.

WASIT NASIONAL
Persyaratan Menjadi Wasit Nasional
1.   Harus sudah bertugas sebagai Asisten Wasit Nasional sekurang – kurangnya 15 ( lima belas ) kali Pertandingan dengan Nilai Baik, berdasarkan penilaian Inspektur Wasit atau Pengawas Pertandingan pada log-book wasit.
2.   Berbadan Sehat dan tidak memakai kaca mata serta tidak buta warna.
3.   Berusia maksimal 30 tahun.
4.   Mengikuti penyegaran dan Lulus ujian penyetaraan Wasit Nasional yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat PSSI.

PERSYARATAN MENJADI WASIT DAN ASISTEN WASIT FIFA
Syarat-syarat menjadi wasit dan Asisten Wasit FIFA, sbb;
1.       Mampu Berbahasa Inggris secara Pasif dan Aktif 
2.       sebagai Wasit / Asisten Wasit Liga Super / Divisi Utama
3.       Memiliki Potensi yang dapat ditingkatkan sebagai Wasit atau Asisten Wasit Internasional       
4.       Tinggi badan minimal 170 Cm
5.       Mengikuti test (kesehatan, pisik. Laws of The Game, dan Bahasa Inggris) Serta dinyatakan Lulus oleh PSSI.
6.       Umur maksimal 32 Tahun dihitung per 1 Januari,
7.       Harus sudah bertugas sebagai Wasit/ Asisten Wasit Nasional  sekurang – kurangnya 10 ( sepuluh ) kali Pertandingan, dengan Nilai Baik berdasarkan penilaian Inspektur wasit.

D. HAK DAN KEWAJIBAN WASIT DAN ASISTEN WASIT
1.     Wasit C 3 yang telah lulus hanya boleh bertugas pada pertandingan kompetisi/turnamen tingkat pengcab/cabang.
2.     Wasit C 2 yang telah lulus hanya boleh bertugas pada pertandingan kompetisi/turnamen tingkat provinsi dan cabang
3.     Asisten Wasit C 1 (nasional) bisa bertugas menjadi wasit pada kompetisi/turnamen tingkat Provinsi dan cabang
4.     Wasit C 1 (Nasional) dapat bertugas  pada pertandingan kompetisi/turnamen ditingkat Nasional, PON, Provinsi dan cabang
5.     Asisten Wasit FIFA dapat bertugas sebagai wasit pada pertandingan kompetisi/turnamen di tingkat provinsi dan cabang
6.     Wasit yang bersertifikat FIFA bisa bertugas di semua jenjang kompetisi/turnamen.



 


PSIKOLOGI PERWASITAN

Materi kursus ini memberikan tambahan pemahaman bagi para wasit C 2 untuk mengerti apa yang harus dilakukan oleh seorang wasit secara kejiwaan dalam menghadapi berbagai situasi dilapangan. 
Materi kursus ini bertujuan agar para wasit C 2 sebagai seorang wasit mengetahui psikologi pemain dan para ofisial TIM dalam berbagai situasi yaitu sebelum, sewaktu dan sesudah pertandingan, sehingga  mereka mampu mengendalikan pertandingan yang dipimpinnya.

A.   SITUASI  PERTANDINGAN
1. Setiap situasi berbeda :
         Pemain – ofisial
         Lapangan – lingkungan
         Penonton - masyarakat
2. Lebih banyak mengalami situasi, lebih berkembang kepemimpinan-nya (termasuk situasi yang tidak disenangi)

B.   PERSIAPAN DIRI
Sebelum memimpin pertandingan
  1. Kondisi fisik & mental optimal
Fisik cape, mental ada persoalan / beban fikiran à mengakibatkan kurang ketenangan / konsentrasi.
  1. Kurang persiapan mengakibatkan kurang ketenangan/konsentrasi
  2. Kurang ketenangan/konsentrasi mengakibatkan pengambilan keputusan sering salah, terhambat dalam gerakan (posisi & pluit).
C.   MEMIMPIN  PERTANDINGAN
  1. Mengenal temperamen pemain
  2. Percaya diri (Tuhan, asisten wasit) dan  optimisme.
  3. Tegas dalam pengambilan keputusan dan teguh dalam pendirian
  4. Inisiatif dalam menghadapi perubahan keadaan
  5. Tindakan tepat dalam menghadapi kericuhan
  6. Kemauan keras dalam menghadapi rintangan
Mengenal temperamen pemain
1. Setiap pribadi pemain berbeda : (lingkungan – jasmani – pikiran – emosi – nafsu)
2. Pengenalan, dari :
         Pergaulan
         Info/pengalaman rekan wasit
         Melihat sendiri dalam pertandingan
         Dll
3. Menghadapi pemain yang temperamen – emosional / nakal, perlu :
         Kata-kata / nasehat yg bijaksana (cool down)
         Pengamatan jarak dekat

D.   OBYEKTIF dalam PENAFSIRAN
  1. Wasit dalam tugasnya harus berdasarkan fakta obyektif di lapangan
  2. Tidak dipengaruhi rasa simpati / sentimen akibat info / kenal pemain sehari-hari
E.   PERCAYA DIRI
  1. Keyakinan mampu memimpin pertandingan yg baru dengan sempurna jarang ditemui
  2. Lebih banyak pengetahuan (melalui bacaan/ diskusi) & lebih banyak pengalaman (memperoleh kesempatan) lebih besar keyakinan/kepercayaan diri, lebih tenang memimpin pertandingan, lebih cepat/cermat/ tepat dlm mengambil keputusan.
  3. Percaya diri + percaya kpd tuhan & sesama (rekan wasit) ditambah optimisme menjadikan wasit lebih berbobot
  4. Terlalu percaya diri / optimis mengakibatkan kurang hati-hati.
F.    T E G A S…!
  1. Mampu memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi.
  2. Mampu mengambil keputusan dengan cermat, cepat & tepat apabila kemungkinan tsb terjadi
  3. Setelah keputusan diambil, teguh dalam pendirian (tidak menampakkan keragu-raguan walaupun keputusan yang diambil salah..!
G.   I N I S I A T I F
  1. Mampu berbuat dalam menghadapi perubahan
  2. Reaksi goal yang berlebihan, mengundang antipati lawan, perlu inisiatif utk segera membawa pemain memulai pertandingan kembali
  3. Hujan lebat, lapangan tergenang air à segera ambil inisiatif.
H.   TINDAKAN  T e p a t ..!
  1. Keberanian bertindak :
    • Dalam menghadapi kericuhan antar pemain.
    • Dalam memperingatkan pemain
    • Dalam mengeluarkan kartu kuning/merah
  2. Keberanian bertanggung jawab atas tindakannya dengan segala resiko.
I.      KEMAUAN KERAS
Dalam menghadapi hambatan / tantangan / ancaman / gangguan pantang menyerah :
  1. Hambatan dlm pelaksanaan tugas, antara lain keterbatasan sarana.
  2. Tantangan memimpin pertandingan yang keras
  3. Ancaman dari manapun datangya
  4. Gangguan yg menurunkan harga diri wasit  (a.l. Suap)
J.    KEWIBAWAAN
Disegani akibat kepemimpinannya yg meyakinkan sehingga mendapat respect.
  1. Supel dalam pergaulan sehari-hari tetapi zakelyk/cool/trampil dlm memimpin.
  2. Pribadi stabil tak mudah terombang-ambing.
  3. Sifat-sifat memimpin dimiliki
K.   TUMBUHKAN KEBANGGAAN
Sebagai korp wasit melalui :
1.    Pertemuan-pertemuan formal / in formal secara periodik di setiap daerah dengan acara menarik, antara lain :
·         Diskusi
·         Tukar menukar pengetahuan/pengalaman
2.    Meningkatkan harkat dan martabat wasit, sehingga timbul keterikatan satu sama lain.





FAIR PLAY
(MAKSIMAL PRESTASI MINIMAL SANKSI)

Materi ini bertujuan agar para wasit C 3 mengetahui fair play bagi pemain, penonton, official, seorang wasit dalam menghadapi berbagai situasi sebelum, sewaktu dan sesudah pertandigan dan diharapkan mereka dapat menerapkannya.
SEJARAH FAIR PLAY
  •   Para Aristokrat di Victorian (Inggris) sekitar abad-18: ‘kemenangan dalam olahraga bukan segala-galanya’. 
  •  Sikap elegan dan sportifitas dalam bertanding lebih utama.
  •  Olahraga hanyalah hiburan “leisure” untuk dinikmati.
  •  1871, muncul ide untuk memasukan wasit untuk mengendalikan pertandingan, karena  permainan berjalan kian keras.
  •   Pemakaian wasit secara resmi pertama kali di ajang Piala FA th.1871
PROPAGANDA FAIR PLAY 
  •  sejak Piala Dunia 1990, FIFA gencar propagandakan FAIR PLAY dg logo resmi berslogan “My Game is Fair Play
  •  Mulai 1987 pemberian penghargaan bagi insan sepakbola yg mampu memberi teladan.
  •  pada Piala Dunia 1994 di AS, pelanggaran terhadap FAIR PLAY mendapat hukuman keras.
THE TEN GOLDEN RULES
10 Panduan Pokok yang di terbitkan FIFA  untuk pedoman insan sepakbola seluruh dunia.
1.       Main untuk menang
a.   Dilarang ada tim yang merencanakan kalah sebelum pertandingan.
b.   Kaidah tertinggi dalam olahraga adalah meraih kemenangan.
2.       Bermain dengan adil & jujur
3.       Menjalankan aturan pertandingan
4.       Menghormati tim lawan, rekan satu tim, wasit, ofisial, pengawas pertandingan & penonton.
5.       Menerima kekalahan dengan jiwa besar.
6.       Aktif ikut mempromosikan sepak bola
7.       Tolak suap & korupsi, narkoba/doping, rasisme, tindak kekerasan, & hal berbahaya lainnya yang bisa merusak sepak bola.
8.       Bantu orang lain agar kuat menghadapi godaan untuk melakukan korupsi/suap
9.       Umumkan siapapun yang merusak sepak bola.
10.    Memberikan penghargaan kepada insan sepak bola yang berhasil mempertahankan reputasi bagus sepak bola.

MAKNA GOLDEN RULE
1.   Jangan bermain membahayakan pemain lawan
2.   Hormati aturan main & jalankan dengan baik semua instruksi ofisial
3.   Memperlihatkan sikap disiplin, walaupun dlm situasi sulit & tdk mengenakkan
4.   Dukung siapapun yang berupaya menghilangkan kecurangan dalam pertandingan
5.   Tunjukkan perhatian besar terhadap pemain yang cedera dengan segera hentikan pertandingan dalam situasi apapun
6.   Jangan berniat membalas dendam terhadap kesalahan yang dilakukan pemain lawan
7.   Main sesuai perintah tiupan peluit wasit
8.   Rendah hati saat rayakan kemenangan, berjiwa besar dalam kekalahan
9.   Beri penghargaan kepada individu/lembaga menjunjung tinggi sikap FAIR PLAY

HIMBAUAN AFC:
1.       Penuhi stadion dengan banner/poster fair play
2.       A-board bertuliskan FIFA Fair Play
3.       Buka pertandingan dengan bendera FIFA Fair Play
4.       Diiringi lagu wajib FIFA
5.       Melambaikan bendera FIFA Fair Play
6.       Ada logo fair Play di Scoring Board
7.       Ball boys mengenakan kaos bertuliskan “Fair Play”
8.       Iklan tanyangan TV mempromosikan Fair Play
9.       Ada penyerahan secara rutin Fair Play Award oleh federasi
10.    Ban kapten timnas diharapkan ada logo Fair Play
11.    Federasi memproduksi semua attribut Fair Play; stiker, poster, kartu, topi kaos, pin dll.

FAIR PLAY UNTUK WASIT
1.   Wasit tingkat lokal, nasional atau FIFA, harus mampu membuat para peserta pertandingan menerapkan Fair Play. Pemain menginginkan agar Wasit dapat menjamin terlaksananya prinsip 3K: Keselamatan, Kesetaraan, Kegembiraan didalam pertandingan, karenanya wasit harus bisa meyakinkan mereka, bahwa dia bisa dipercaya dan akan memimpin pertandingan dengan baik dan adil.
2.   Untuk dapat menjalakan prinsip 3 K dengan baik, Wasit harus menguasai semua peraturan yang berkaitan dengan bidang perwasitan, dan tetap berlatih agar fisiknya tetap prima. Dengan kemampuan dan fisik yang prima serta kemauan /keinginan untuk memimpin pertandingan dengan baik dan adil maka setiap wasit dapat meminimalisir kemungkinan melakukan kesalahan.
Ingat!!! Keputusan wasit bisa membuat pertandingan berjalan baik atau rusuh.
3.   Wasit diyakini akan menegakkan Fair Play jika :
3.1Wasit memakai pakaian seragam yang benar, dan berpenampilan yang meyakinkan
3.2Wasit mampu berkomunikasi dengan baik terhadap pemain dan ofisial kedua tim pada saat pertandingan
3.3Wasit harus memeriksa dengan teliti semua peralatan, baik yang dikenakan pemain maupun peralatan di lapangan, yang bisa membahayakan keselamatan pemain.
3.4Wasit harus mengupayakan agar tidak terlalu banyak meniup pluit sehingga tidak terlalu banyak mengganggu jalannya pertandingan.
3.5Wasit harus selalu tenang dan berwibawa dilapangan.
3.6Wasit wajib menasehati pemain dengan kata-kata singkat, agar mereka mematuhi peraturan permainan.
3.7Wasit tidak boleh ragu untuk memperingatkan dan bila perlu diikuti dengan memberikan hukuman terhadap siapapun dilapangan yang mencoba melecehkan peraturan permainan, atau menghina pemain lawan dan official lawan.
3.8Wasit wajib melindungi semua pemain dari permainan kasar pemain lawan.
3.9Wasit harus menghukum siapapun yang mencoba merusak pertandingan agar tak berjalan dengan baik.


       17 PASAL " LAW  OF THE GAME"

  • LAPANGAN PERMAINAN
  •  B O L A
  • JUMLAH PEMAIN
  •  PERLENGKAPAN PEMAIN
  • W A S I T
  •  ASISTEN WASIT
  • LAMANYA PERTANDINGAN
  • MEMULAI DAN MEMULAI KEMBALI PERMAINAN
  •  BOLA DI DALAM DAN DILUAR PERMAINAN
  • CARA MENCETAK GOL
  • OFFSIDE
  • PELANGGARAN DAN KELAKUAN YANG TIDAK SOPAN
  • TENDANGAN BEBAS
  • TENDANGAN PINALTI
  • LEMPARAN KEDALAM
  •  TENDANGAN GAWANG
  • TENDANGAN SUDUT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar