MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI
(Pada Pembelajaran Penjaskes)
A. PENDAHULUAN
Pembelajaran
pada dasarnya merupakan suatu interaksi positif antara pendidik dan peserta
didik dan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran diperlukan suatu pemilihan model pembelajaran yang
tepat. Ada banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan untuk membangun
interaksi dan komunikasi yang baik antara peserta didik dan pendidik.
Model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang
lain (Joyce dan Weil, 1980:1). Model pembelajaran dapat dijadikan
pola pikiran, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai
dan efisien utntuk mencapai tujuan pendidikannya.
Model
pembelajaran Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi
tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang
sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni
memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk
upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk
mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa yang lebih
banyak mengarah kepada psikomotor , maka penggunaan model pembelajaran
simulasi akan sangat bermanfaat.
Berdasarkan
uraian tersebut, penulis akan membahas model pembelajaran simulasi yang
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif untuk melatih siswa
agar lebih terampil. Dalam makalah ini permasalahan yang akan dibahas adalah :
(1). Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran simulasi? (2). Bagaimana
penerapan model pembelajaran simulasi ?
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah ……untuk mengetahui model pembelajaran
simulasi dan penerapan model pembelajaran simulasi. Manfaat penulisan makalah
ini yaitu setelah selesainya penulisan makalah ini diharapkan bisa bermanfaat
bagi pembaca terutama guru yang ingin mengetahui dan menerapkan model
pembelajaran simulasi dalam proses pembelajaran.
B. MODEL
PEMBELAJARAN SIMULASI
Definisi Model Pembelajaran Simulasi
Simulasi
berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Model
pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan
terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of affaris)
atau proses. Model pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa
mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi
mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan.
Model
pembelajaran ini diterapkan didalam dunia pendidikan dengan tujuan mengaktifkan
kemampuan yang dianalogikan dengan proses sibernetika. Pendekatan
simulasi dirancang agar mendekati kenyataan dimana gerakan yang dianggap
kompleks sengaja dikontrol, misalnya, dalam proses simulasi ini dilakukan
dengan menggunakan simulator.
Model pembelajaran
simulasi bertujuan untuk: (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat
profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pemahaman tentang
suatu konsep atau prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan
keaktifan belajar, (5) memberikan motivasi belajar kepada siswa, (6) melatih
siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan daya
kreatif siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
Karakter Model Pembelajaran Simulasi
Menurut Joyce dan Weil (1980) dalam Udin (2001:66),
model ini memiliki tahap sebagai berikut :
1. Sintakmatik / Tahapan
Tahap I. Orientasi
1.
Menyediakan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep
yang akan diintegrasikan dalam proses simulasi.
2. Menjelaskan prinsip Simulasi dan permainan.
3. Memberikan gambaran teknis secara umum
tentang proses simulasi.
Tahap II. Latihan bagi peserta
1.
Membuat skenario yang berisi aturan, peranan, langkah,
pencatatan, bentuk keputusan yang harus dibuat, dan tujuan yang akan
dicapai.
2. Menugaskan para pemeran dalam simulasi
3. Mencoba secara singkat suatu episode
Tahap III. Proses simulasi
1. Melaksanakan aktivitas permainan dan
pengaturan kegiatan tersebut.
2. Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari
hasil pengamatan terhadap
performan
si pemeran.
3. Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional
4. Melanjutkan permainan/simulasi
Tahap IV. Pemantapan dan debriefing
1.
Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi
yang timbul selama simulasi.
2.
Memberikan ringkasan mengenai kesulitan-kesulitan
dan wawasan para peserta.
3. Menganalisis proses
4. Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia
nyata.
5. Menghubungkan proses simulasi dengan
isi pelajaran.
6. Menilai dan merancang kembali simulasi.
2. Sistem Sosial
Didalam simulasi, pengajar
harus dengan sengaja memilih jenis kegiatan dan mengatur siswa dengan merancang
kegiatan yang utuh dan padat mengenai sesuatu proses. Karena itu, model
ini termasuk model yang terstruktur. Namun demikian, kerjasama antar
peserta sangat diperhatikan. Keberhasilan dari model ini tergantung pada
kerjasama dan kemauan dari siswa untuk secara bersungguh-sungguh melaksanakan
aktivitas ini.
3. Prinsip
reaksi/pengelolaan
Dalam model ini, pengajar
berperan sebagai pemberi kemudahan atau fasilitator. Dalam keseluruhan
proses simulasi, pengajar bertugas dan bertanggung jawab atas terpeliharanya
suasana belajar dengan cara menunjukkan sikap yang mendukung atau supportif dan
tidak bersifat menilai atau evaluatif. Dalam hal ini, pengajar bertugas
untuk lebih dahulu mendorong pengertian dan penafsiran para siswa terhadap isi
dan makna dari simulasi tersebut.
4. Sistem Pendukung
Sarana
yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan simulasi ini bervariasi, mulai dari
yang paling sederhana dan murah, ke yang paling kompleks dan mahal.
Misalnya bila sarana yang dipergunakan berupa simulator elektronik, tentu hal
ini memerlukan biaya yang besar. Tapi bila sarana yang diperlukan itu
hanyalah berupa kartu ataupun kelereng, tentu sangat murah
5. Dampak Instruksional
dan Pengiring
Dampak
Instruksional dan Pengiring dari model ini sebagaimana dikemukakan oleh
Joyce dan Weil (1986) dalam Udin ( 2001: 69) dapat dilihat pada gambar :
Dampak Instruksional
Dampak Pengiring
Untuk kepentingan praktis, model tersebut dapat
diadaptasi dalam bentuk kerangka operasional sebagai berikut:
KEGIATAN GURU
|
LANGKAH POKOK
|
KEGIATAN SISWA
|
· Sajikan
berbagai topik
· Jelaskan
prinsip simulasi
|
Orientasi
|
· Kenali
topik
· Pahami
prinsip
|
· Kemukakan
prosedur umum
|
· Pahami
prosedur
|
|
· Susunan
skenario
· Atur para
pemeran
|
Latihan Peran
|
· Pahami
Skenario
· Pilih satu
peran
|
· Coba peran
secara singkat
|
· Latihan
peran
|
|
· Pantau
proses Simulasi
|
Proses simulasi
|
· Lakukan
kegiatan skenario
|
· Kelola
Proses
Refleksi
|
· Adakan
diskusi umpan balik
· Jernihkan
hal yang tidak jelas
· Ulangi
Diskusi
|
|
· Beri
komentar
|
Pemantapan
|
· Adakan
diskusi balikan
o
Beri penguatan
|
· Kelola
diskusi balikan
|
· Sadari
manfaatnya
|
Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Simulasi
Wina
Sanjaya (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan
dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar.
Kelebihan
Model pembelajaran ini di antaranya adalah:
1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam
menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui
simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik
yang disimulasikan.
3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Kelemahan
model pembelajaran ini, di antaranya adalah:
1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu
tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan
sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering
memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
Penerapan Model Pembelajaran Simulasi Pada Mata
Pelajaran Penjaskes
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SEKOLAH : SMP Negeri 40 Palembang
Mata
Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester
: IX / I
Standar Kompetensi*
7. Menerapkan budaya hidup sehat
Kompetensi Dasar
7.1.Melakukan identifikasi berbagai bahaya kebakaran
7.2.Melakukan cara menghindari bahaya kebakaran
Alokasi Waktu : 1x 2 x
40 menit (1x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran simulasi siswa dapat:
a.Siswa dapat melakukan identifikasi
berbagai bahaya kebakaran dengan benar
b.Siswa dapat melakukan
cara-cara menghindari bahaya kebakaran dengan benar
v Karakter
siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ), Tekun ( diligence
), Tanggung jawab ( responsibility ), Ketelitian ( carefulness), Kerja sama ( Cooperation ), Toleransi ( Tolerance
), Percaya diri ( Confidence ),
Keberanian ( Bravery ).
B. Materi Pembelajaran
Kesehatan
Ü Identifikasi berbagai bahaya kebakaran
Ü Cara-cara menghindari bahaya kebakaran dengan benar
C.
Metode Pembelajaran
Ü Pertemuan 1 =
penugasan, resiprokal/ timbal-balik, dan demonstrasi
D. Langkah-Langkah
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
1 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan
Pendahuluan / Orientasi (15 menit)
-
Berbaris,
berdoa, presensi, dan apersepsi
-
Memberikan
motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 . Kegiatan Inti (45 menit)
§ Eksplorasi / Latihan bagi peserta
Dalam
kegiatan eksplorasi, guru:
F Melakukan
identifikasi berbagai bahaya kebakaran dan cara menghindari bahaya kebakaran,
dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
F Melakukan
identifikasi berbagai bahaya kebakaran, dilakukan di luar jam belajar ( berpasangan / kelompok
)
F Melakukan cara
menghindari bahaya kebakaran, dilakukan di luar jam pelajaran ( berpasangan /
kelompok )
§ Elaborasi/
Proses Simulasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru:
F
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan
model tugas/penugasan
guru membagikan bahan ajar,
yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
siswa mempelajari tugas ajar
dan indikator keberhasilannya
siswa memperkirakan waktu yang
diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
siswa melaksanakan tugas ajar
sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri
bagi siswa yang belum mampu
mencapai target belajar sesuai dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi
kesempatan untuk memperbaiki target waktu.
F
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan
model resiprokal/timbal-balik
guru mengatur siswa agar
berpasang-pasangan
guru membagikan bahan ajar,
yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
siswa mempelajari tugas gerak dan indikator
keberhasilannya
siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi
pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran
bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang
telah ditentukan
§ Konfirmasi/
Pemantapan atau debriefing
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya
jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
F Guru bersama
siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3.
Kegiatan Penutup/
Simpulan dan Tindak Lanjut (20
Menit)
Dalam
kegiatan penutup, guru:
F bersama-sama
dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
F melakukan
penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram;
F memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
F merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
E.
Sumber Belajar
-
ATK
-
Ruang
terbuka
-
Buku
teks
-
Buku
referensi, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas IX,
-
Lembar Kerja Proses
Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
F. Penilaian
Penilaian dilaksanakan
selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Penilaian
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
|
Aspek
Psikomotor
·
Melakukanidentifikasi peyebab kebakaran (merokok,
zat yang mudah terbakar, nyala api terbuka)
Aspek
Kognitif
·
Mengetahui peyebab kebakaran
Aspek
Afektif
·
Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok,
kedisiplinan, dan kebersihan
Aspek
Psikomotor
·
Identifikasi cara pencegahan bahaya kebakaran
Aspek
Kognitif
·
Mengetahui cara menghindari bahaya kebakaran
Aspek Afektif
·
Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok,
kedisiplinan dan kebersihan
|
Tes
praktik
(Kinerja)
Tes
tertulis
Tes
observasi
Tes
praktik
(Kinerja)
Tes
tertulis
Tes
observasi
|
Tes
Contoh Kinerja
Pilihan
ganda/uraian singkat
Lembar observasi
Tes
Contoh Kinerja
Pilihan
ganda/uraian singkat
Lembar observasi
|
Lakukanidentifikasi peyebab kebakaran
(merokok, zat yang mudah terbakar, nyala api terbuka)
Lembar
soal terlampir
Sebutkan peyebab kebakaran !.
Kerjasama, kekompakan dan kedisiplinan
!.
Lakukanidentifikasi cara pencegahan
bahaya kebakaran
·
Sebutkan cara menghindari bahaya kebakaran !
Dapat bekerjasama dengan teman dalam
kelompok, kedisiplinan dan kebersihan
|
1. Teknik penilaian:
-
Tes
unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan identifikasi berbagai bahaya kebakaran dan cara-cara menghindari bahaya
kebakaran
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja
peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah
skor yang diperoleh
Nilai =
----------------------------------------- X 50
Jumlah
skor maksimal
- Pengamatan sikap
(afeksi):
Melakukan identifikasi berbagai bahaya kebakaran dan cara-cara menghindari bahaya
kebakaran untuk menanamkan nilai kehati-hatian, peka terhadap lingkungan,
kerjasama
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah
disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang
diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (
√ ) memdapat nilai 1
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai =
----------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal
-
Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan atau peragakan
dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai identifikasi berbagai bahaya kebakaran dan cara-cara menghindari bahaya
kebakaran
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta
ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah
skor yang diperoleh
Nilai =
----------------------------------------- X 20
Jumlah
skor maksimal
4.1.Nilai akhir yang diperoleh siswa
=
2.
Rubrik Penilaian
RUBRIK PENILAIAN
UNJUK
KERJA IDENTIFIKASI DAN CARA MENGHINDARI KEBAKARAN
Aspek Yang Dinilai
|
Kualitas
Unjuk Kerja
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Identifikasi
kebakaran
1.Terdapat benda/zat yang mudah terbakar
2. Instalasi listrik sudah usang/pemasangan kabel tidak tepat
3. Adanya pembakaran sampah yang
sembarang
4.Masih terdapat
rumah penduduk yang berdinding bilik/gedeg
|
|
|
|
|
Cara menghindari kebakaran
5. Menghindari menyimpan benda/zat yang mudah terbakar
6. Tidak melakukan pembakaran sampah sembarang
7. Tidak melakukan pemasangan listrik tanpa izin PLN
|
||||
JUMLAH
|
|
|||
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 28
|
|
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM KEGIATAN IDENTIFIKASI DAN CARA
MENGHINDARI KEBAKARAN
PERILAKU YANG DIHARAPKAN
|
CEK (√ )
|
1.
Kerjasama (saling membantu )
|
|
2. Kehati-hatian (teliti dalam melakukan pengamatan)
|
|
3. Peka terhadap lingkungan (peduli dengan kondisi
lingkungan)
|
|
JUMLAH
|
|
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 5
|
|
|
|
|
|
|
|
RUBRIK PENILAIAN
PEMAHAMAN KONSEP DALAM RANGKAIAN
Pertanyaan
yang diajukan
|
Kualitas
Jawaban
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
1. Bagaimana
identifikasi kamu terhadap POM bensin dengan bahaya kebakaran ?
|
|
|
|
|
2. Bagaimana upaya
untuk mencegah kebakaran di rumah kamu ?
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
|||
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 8
|
|
Mengetahui,
Kepala
SMP
Negeri 40 Palembang
Drs.
Benyamin, M.Si
NIP.
196206221990031003
|
|
Palembang, Mei 2013
Guru
Mapel PJOK.
Eka
Octa Nugraha, S.Pd
NIP.
198410062009031001
|
Analisis
Kritis Penerapan Model Pembelajaran Simulasi
Metode
simulasi sebagai metode mengajar merupakan kegiatan untuk menirukan suatu
perbuatan atau kegiatan. Peniruan tersebut hanyalah bersifat pura-pura, namun
dapat memperjelas materi pelajaran yang besangkutan. Bentuk simulasi
dapat berupa role playing (bermain peran),sosiodrama,atau permainan.
Agar
simulasi terlaksana dengan lancar,maka kepada para siswa perlu diberi petunjuk
tentang bagaimana prosedur yang akan dilakukan,dan bagaimana gambaran situasi
yang di inginkan. Topik hendaknya disesuakan dengan tingkat pengetahuan dan
kemampuan siswa. Penentuan topik dirundingkan oleh guru dan siswa. Simulasi
dilakukan oleh kelompok siswa.
B. PENUTUP
Kesimpulan :
1.
Model pembelajaran simulasi sengaja dirancang oleh
pendidik untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan
sosial dan untuk menguji reaksi mereka. Simulasi sebagai model
pembelajaran merupkan penerapan dari prinsip cybernetics dalam dunia
pendidikan.
2.
Model pembelajaran simulasi memiliki 4 tahapan, yaitu:
(a) Orientasi b). Latihan Bagi peserta c). Proses
simulasi d). Pemantapan atau debriefing.
Saran
Banyak model pembelajaran yang dapat dipergunakan guru
untuk melakukan proses pembelajaran, namun untuk kegiatan pembelajaran yang
dengan pokok bahasan lebih banyak kearah psikomotor, akan lebih baik
menggunakan model pembelajaran simulasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Winataputra, Udin S. 2001. Model-model pembelajaran
Inovatif. Universitas Terbuka,
Jakarta.
Sanjaya, Wina (2007).Stategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.Bandung.Kencana
Kegiatan
Pembelajaran
|
Waktu
|
||
Tahap
|
Kegiatan
Guru
|
Kegiatan
Siswa
|
|
PENDAHULUAN
Orientasi
|
·
Guru mengucapkan salam, Memeriksa kehadiran siswa,
kebersihan dan kerapihan kelas.
·
Apersepsi : Guru memberi pertanyaan
Apakah Peserta didik pernah bermain drama dalam bahasa inggris tentang
dialog keseharian ?
Menyediakan
berbagai topik dan konsep untuk proses simulasi
· Motivasi:
Guru
menyajikan berbagai topik dan konsep yang menarik bagi siswa tentang
permintaan maaf (apologizing)
o Menjawab
salam guru dan siap untuk mengikuti pembelajaran.
|
·
Menjawab pertanyaan guru berdasarkan pengalamannya
·
Memilih dan mengenali topik yang disajikan oleh guru
|
10 menit
|
KEGIATAN INTI
Latihan bagi peserta
Proses
Simulasi
|
Menjelaskan prinsip simulasi melalui permainan drama
·
Menjelaskan tentang prinsip permainan drama
tentang permintaan maaf (apologizing)
Mengemukakan
gambaran teknis secara umum tentang proses /
prosedur simulasi/ permainan drama
·
Menyampaikan Langkah-langkah permainan drama
tentang permintaan maaf
Menyusun
skenario tentang aturan langkah dalam bentuk keputusan, untuk mencapai tujuan
· Susun
skenario/ Jalan cerita dari naskah drama permintaan maaf
Menugaskan para peserta dalam simulasi
· Aturlah
para pemeran/pemain drama tentang permintaan maaf
Mencoba
latihan secara singkat satu episode naskah drama
·
Coba tampilkan drama tentang permintaan maaf secara
singkat
|
· Memahami
prinsip simulasi/ permainan drama tentang permintaan maaf (
apologizing)
· Memahami
secara umum prosedur/langkah-langkah simulasi/ permainan drama
· Memahami
Skenario Jalan cerita dari naskah drama permintaan maaf
· Memilih
tugas peran yang sesuai
· Berlatih
peran
|
70 menit
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Waktu
|
||
Tahap
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
|
Pemantapan
atau debriefing
PENUTUP
Kesimpulan
Tindak
lanjut
|
Melaksanakan aktivitas permainan drama
· Memantau
Proses simulasi/ permainan drama tentang permintaan maaf
Memperoleh
umpanbalik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap penampilan sipemeran.
· Kelola
proses simulasi dengan umpanbalik dan evaluasi pada penampilan pemeran
Menjernihkan
hal-hal yang miskonsepsional
· Refleksi
terhadap hal-hal yang tidak sesuai konsep/ prinsip permainan drama
tentang permohonan maaf
Melanjutkan
permainan/simulasi
·
Mengamati kelanjutan simulasi / permainan drama
tentang permohonan maaf
Memberikan
Komentar tentang simulasi/ permainan drama dan menganalisis proses
· Mengenai
kejadian atau persepsi yang timbul selama simulasi/ permainan drama tentang
permohonan maaf
· Mengenai
kesulitan dan wawasan para pemeran tentang naskah permohonan maaf
Membandingkan
aktivitas simulasi dengan dunia nyata dan mengkaitkan dengan isi pelajaran
· Memberi
penguatan atas manfaat bersimulasi
Menilai
dan merancang kembali simulasi/ permainan drama
Menutup
pertemuan dan mengucapkan salam.
|
· Melakukan
kegiatan skenario drama tentang permohonan maaf
· Mengikut
diskusi umpan balik dan evaluasi tentang penampilan pemeran
· Jernihkan
dan jelaskan hal yang tidak jelas/ tidak sesuai konsep/prinsip permainan
drama tentang permohonan maaf
· Melanjutkan
permainan drama tentang permohonan maaf
· Menyimak
dan menyampaikan informasi tentang kejadian
· Mengungkapkan
kesulitan yang dialami sendiri oleh pemeran tentang naskah permohonan
maaf
· Pemeran/
Peserta didik menyadari manfaatnya
· Mengevaluasi
diri sendiri
· Membalas
salam.
|
10 menit
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar